Minggu, 12 Desember 2010

proposal ptk

A.    Judul
Penggunaan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Tentang Materi Daur Air dan Peristiwa Alam (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran IPA tentang Daur Air dan Peristiwa Alam di Kelas V SD Negeri SD Negeri Ciparay Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur)

B.     Latar Belakang
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga yang berkompetensi untuk meneliti dunia pendidikan, diperoleh suatu hasil seperti (1) The third International Mathematics and science study Repeat (1999) bahwa kemampuan siswa di bidang matematika dan IPA menempati urutan ke 34 dan 32 dari 38 negara. (2) menurut Human Developmen Index tahun 2002 dan 2003, mutu pendidikan kita berada pada peringkat 110 dari 173 negara dan 112 dari 175 negara yang diteliti. Kesimpulannya bahwa mutu pendidikan di negara kita tergolong rendah, bahkan lebih rendah dari negara Vietnam. Dengan berbagai hasil tersebut tentu kita bertanya–tanya ada apa dengan sistem pendidikan kita? Apanya yang salah dengan pendidikan kita? Apa yang harus kita lakukan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan negara kita. Berbagai pertanyaan akan muncul dari benak kita selaku orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Hal yang demikian juga muncul dalam diri penulis. Hal tersebut tentunya menggugah kita semua selaku insan yang bersentuhan langsung dengan pendidikan untuk lebih berdaya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan lebih khusus lagi mutu pembelajaran.
Pemerintah yang dalam hal ini paling bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai upaya sebagai langkah in servece training melakukan berbagai penataran dan Diklat, untuk meningkatkan mutu dan kompetensi guru. Hal tersebut tentu karena adanya suatu asumsi bahwa “Terdapat korelasi yang cukup signifikan antara kompetensi guru dengan kemampuan guru tersebut dalam merancang strategi pembelajaran, sehingga pada akhirnya akan dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa“. Guru yang bermutu dan guru yang memiliki kompetensi paedagogis yang mantap akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik, menantang, memberikan kesan yang bermakna bagi dan menyenangkan. Lalu langkah kiat–kiat apa yang seharusnya dilakukan oleh guru untuk menciptakan hal–hal yang diharapkan di atas.
Katakanlah dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA yang difasilitasi oleh guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menantang, dan bermakna bagi siswa, guru harus pandai–pandai merancang strategi pembelajaran, memanfaatkan multi media, dan multi metode, multi aspek (logika, praktika, estetika ).
Pembelajaran IPA yang saat ini berlangsung di lapangan umumnya verbalisme, artinya guru cenderung untuk menjelaskan materi–materi IPA dan konsep–konsep IPA dengan menggunakan metode ceramah yang notabene merupakan metode termudah dan termurah. Tetapi dengan cara konvensional semacam ini, apakah makna dari belajar atau learning itu sendiri tersentuh? Dan apakah dengan cara–cara belajar semacam ini sesuai dengan eksistensi psikologis siswa Sekolah Dasar itu sendiri. Cara–cara belajar IPA yang semacam ini tentu jauh dari hakikat IPA itu sendiri yaitu memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi  agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam serkitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan berbuat  sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Selain itu dapat meningkatkan rasa peduli terhadap sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari latar  belakang tersebut, penulis berasumsi bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang Daur Air dan Peristiwa Alam yang merupakan permasalahan dalam penelitian ini.

C.    Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pemahaman siswa kelas V pada pembelajaran IPA tentang Daur Air dan Peristiwa Alam dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM)?
2.      Apakah penggunaan media dapat mendukung secara optimal pada pembelajaran IPA tentang Daur Air dan Peristiwa Alam dengan menggunakan model pendekatan  sains teknologi masyarakat?
3.      Bagaimana hasil pembelajaran dalam hal ini prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Daur Air dan Peristiwa Alam dengan menggunakan model sains teknologi masyarakat (STM)?

D.    Tujuan dan manfaat hasil penelitian
1.      Tujuan Penelitian
a.       Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektivan proses belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran IPA tentang daur air dan peristiwa alam dengan menggunakan model pendekatan sains teknologi masyarakat?
b.      Tujuan Khusus
1.      Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep makhluk hidup.
2.      Meningkatkan kebermaknaan pembelajaran IPA tentang daur air dan peristiwa alam.
3.      Mengoptimalkan hasil prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang daur air dan peristiwa alam dengan menggunakan model sains teknologi masyarakat.

2.      Manfaat Penelitian
a.       Bagi Siswa
1)      Motivasi belajar siswa semakin meningkat;
2)      Dapat meningkatkan rasa peduli terhadap sesamanya dalam kehidupan sehari-hari;
3)      Dapat mengaplikasikan konsep dan keterampilan dalam memecahkan masalah sehari-hari;
4)      Sikap kerja sama dengan teman satu kelompok akan semakin berkembang sehingga dapat menimbulkan sinergi yang positif.

b.      Bagi Guru
1)      Kreatifitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar akan semakin berkembang;
2)      Kemampuan guru dalam membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar akan semakin meningkat;
3)      Memberikan pengalaman kepada guru dalam mencari solusi untuk permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran;
4)       Memberikan alternatif model pembelajaran;
5)       Mengatasi masalah pembelajaran terutama berkaitan dengan ketidakberhasilan pembelajaran IPA.

E.     Kerangka teoritis dan Hipotesa
1)      Kerangka Teoritis
a.       Konsep daur air dan peristiwa alam
1.      Daur air
Air mempunyai beberapa sifat. Dengan mengetahui sifat air, kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Air mempunyai sifat dapat melarutkan zat-zat tertentu. Sifat ini sangat menguntungkan kehidupan manusia. Kita dapat minum air teh manis karena air dapat melarutkan gula.
Air di laut, sungai dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Uap air naik membentuk awan. Jika suhu uap air turun, terbentuk titik-titik air di awan tersebut. Titik-titik air di awan akan turun sebagai hujan. Air hujan akan turun di darat maupun laut. Air di sungai dan danau akan mengalir ke laut. Sebagian air di sungai dan danau tersebut menguap dan membentuk awan bersama dengan uap dari air laut.
2.      Peristiwa alam
Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang dapat mengakibatkan kerusakan tatanan kehidupan manusia. Ada berbagai jenis bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi dan gunung meletus.
Air bisa mendatangkan manfaat, tetapi juga bisa membawa kerugian. Bila jumlahnya normal dan bisa dikendalikan, air menjadi kawan. Namun, saat jumlahnya banyak dan tidak terkendali lagi, air menjadi lawan. Namun bencana banjir dapat kita cegah dengan melakukan berbagai tindakan.
Gempa bumi dan gunung meletus adalah jenis bencana alam yang tidak bisa kita cegah, bahkan terkadang tidak bisa kita perkirakan datangnya. Pada saat terjadi bencana, terjadi kerusakan besar akibat muntahan lahar panas, abu dan material alin dari gunung tersebut. Namun setelah beberapa waktu, abu yang berasal dari gunung berapi akan meyuburkan tanah di sekitarnya.
b.      Teori belajar
Rosalin Driver (1982) menyatakan bahwa kontribusi pendidikan IPA, menurut kacamata konstruktivis, adalah pengembangan serangkaian makna personal untuk memahami kejadian sehari-hari dan pengalamannya. Dasar dari teori konstruktivisme psikologi kognitif berfokus pada perolehan pengetahuan (acquisition of knowledge) (Schnell, 1986).
Belajar dipandang sebagai suatu proses aktif (Millar dan Driver, 1987) dalam mengkonstruksi makna melalui interaksi dengan lingkungan sekitar (Driver dan Bell, 1986; Clough dan Driver, 1986) dengan cara menghubungkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Driver dan Bell, 1986).
Driver dan Bell (1986) menyatakan bahwa hasil belajar tergantung pada lingkungan belajar dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pengalaman siswa dan bahasa yang digunakan menentukan pola dari makna yang dikonstruksi siswa. Karena itu, siswa bertanggung jawab dalam proses belajar.
Dari empat tradisi psikologi kognitif yang mempengaruhi pembelajaran IPA, tradisi behaviouris, developmental, information processing, dan konstruktivi hanya tradisi behaviouris dan konstruktivis yang secara eksplisit memberikan pengertian tentang belajar. Menurut tradisi behaviouris belajar didefisikan sebagai perubaha tingkah laku yang relatif permanen. Sedangkan dalam tradisi konstruktivis, belajar didefinisikan sebagai proses konstruksi pengetahuan. Tradisi developmental menyarankan agar pengajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual siswa (untuk usia SD adalah praoperasional dan operasional konkrit). Tradisi information processing menjelaskan bagaimana otak bekerja selama belajar, yaitu mirip kerja computer: ada input, proses, dan output. Karena itu hasil belajar bisa diprogramkan.
Dalam paradigma absolutisme, siswa dianggap tidak memiliki pengetahuan apa pun ketika berada di awal proses pembelajaran. Ibarat sebuah botol kosong. Sebaliknya, dalam paradigma konstruktivisme, siswa diakui telah memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki sebelum mengikuti proses kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya sering diberi label pengetahun awal siswa. Pengetahuan awal ini diperolehnya dari sumber-sumber belajar yang tersedia di luar bangku sekolah atau dari pembelajaran sebelumnya. Seperti juga Anda saat ini, Anda telah memiliki pengetahuan pembelajaran IPA. Pengetahuan itu Anda peroleh dari berbagai sumber, termasuk ketika Anda kuliah di program yang lain. Pendek kata, Anda tidak berawal sebagai botol kosong. Anda telah memiliki konsepsi awal tentang pembelajaran IPA.
Cara belajar semacam ini oleh para ahli disebut juga belajar secara generatif. Mengingat pengetahuan awal dan pengalaman setiap siswa sangat individual maka pengetahuan yang baru dikonstruksi masing-masing siswa ada kemungkinan tidak sama satu dengan yang lain. Anda dapat mempelajari, dari sumber-sumber lain tentang pembelajaran IPA dalam tradisi konstruktivis. Proses belajar siswa sesungguhnya mirip dengan yang dilakukan para ilmuwan IPA, yaitu melalui pengamatan dan percobaan. Penelitian IPA adalah penelitian empiris. Siswa Sekolah dasar juga belajar IPA melalui investigasi yang mereka lakukan sendiri. Jika pengalaman seperti ini tidak memadai maka pemahamannya juga tidap lengkap. Investigasi merupakan cara normal bagi siswa yang belajar.
c.       Pendekatan dan model pembelajaran
1.      Pendekatan pembelajaran IPA Konstruktivisme
Dalam paradigma konstruktivisme, belajar dipahami sebagai proses aktif siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dengan cara membuat ’link’ antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain. Pengertian belajar seperti ini, paling tidak mengandung tiga hal. Pertama adalah proses aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan. Kedua adalah membuat ’link’ antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Ketiga adalah interaksi dengan yang lain.
Mari kita lihat situasi pada saat seorang anak sedang belajar main layang-layang dan bapaknya. Apa yang mereka lakukan? Anak dan bapak berkolaborasi menaikkan layang-layang. Bisa jadi, si anak akan berlari sambil menarik benang, dan si bapak memegangi layang-layang tegak berdiri ke atas. Atau sebaliknya. Mereka juga melakukan dialog agar dihasilkan keputusan bersama dan dapat dilaksanakan secara bersama. Mungkin juga antara mereka juga ’bertengkar’, ’beteriak’ saling meminta agar menyesuaikan diri/posisi terhadap yang lain. Tujuan akhir adalah si anak mampu menaikkan layang-layang sendiri.
Mereka berdua aktif, tentunya, berlarian di lapangan. Si anak tentu secara terus menerus membuat ’link’ antara pengetahuan yang diperoleh hari sebelumnya dengan kejadian yang saat itu dialami. Pengalaman hari-hari sebelumnya dipadukan dengan pengetahuan yang dihadapi saat itu. Mereka tentu juga saling berinteraksi satu dengan yang lain.
Demikian juga, proses mengajar dalam paradigma konstruktivisme, siswa, seperti anak yang sedang belajar menaikkan layang-layang, aktif mencari pengetahuan (IPA) didampingi guru sebagai fasilitator yang juga aktif. Mereka secara bersama-sama terlibat aktif dalam dialog mencari ’kebenaran’ IPA. Mengajar berarti memberdayakan, mengajar untuk belajar.
Sehubungan mengajar dalam paradigma konstruktivisme, ada 5 prinsip yang ditawarkan oleh Ishii (2003) ‘five guiding principles of constructivism’ yang dapat diterapkan di kelas, yaitu:
1)      Posing problems of emerging relevance to students
Dengan focus pada minat siswa dan pengetahuan awal sebagai titik awal, siswa menjadi mudah terlibat dan termotivasi untuk belajar. Pertanyaanpertanyan yang relevan diberikan kepada siswa mendorong mereka berpikir dan mempertanyakan apa yang dipikirkan itu.
2)      Structuring learning around primary concepts
Ini merujuk pada perancangan pelajaran di sekeliling ide atau konsep utama, daripada menyajikan berbagai topic yang terpisah-pisah satu dengan yang lain. Menggunakan konsep yang lebar memungkinkn siswa terlibat dari berbagai perspektif, dan kemampuannya.
3)      Seeking and valuing students’ points of view
Prinsip ini memeberi kesempatan mengakses penalaran siswa dan proses berpikirnya. Dengan cara itu, guru dapat emnyususp lebih dalam agar belajar menjadi lebih bearti bagi siswa. Tentu saj Anda sebagai guru harus siap menjadi pendenga yang baik lebih dahulu.
4)      Adapting curriculum to address students’ suppositions
Adapatasi kurikulum untuk menghargai gagasan siswa merupakan fungsi dari kebutuhan kognitif pada tugas-tugas spesifik dan hakikat pertanyaan siswa yang terlibat pada tugas tersebut.
5)      Assessing student learning in the context of teaching
Dalam pengajaran tradisional konteks belajar sering tidak berhubungan dengan asesmen. Asesmen yang autentik mestinya dapat dicapai melalui pengajaran, interaksi antara guru dan siswa siswa dengan siswa, serta pengamatan tentang tugas-tugas yang dilaksanakan siswa.
2.      Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Model pembelajaran pendekatan Sains Teknologi Masyarakat adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan isu yang tengah terjadi di masyarakat sebagai topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa. Tujuan STM menurut Yager adalah umtuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangdingkan antara sosial dan teknologi serta menghargai bagian sains dan teknologi memberikan kontribusi pada pengetahuan dan pengaruh baru.
Implikasi model pembelajaran STM dalam pembelajaran meliputi 4 tahapan yaitu :
1)      Invitasi
Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang problematik tentang fenomena alam yang ditemui sehari-hari dengan mengaitkan konsep-konsep yang dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut.
2)      Eksplorasi
Tahap eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok atau individu siswa melakukan kegiatan dan diskusi. Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena alam sekelilingnya.
3)      Penjelasan dan solusi
Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan kesimpulan.
4)      Pengambilan tindakan
Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keutusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

2)      Hipotesa Tindakan
Dalam penelitian ini penulis mengajukan suatu hipotesa tindakan, bahwa : “Jika pembelajaran daur air dan peristiwa alam diajarkan dengan menggunakan model sains teknologi masyarakat, maka pemahaman dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah mengenai daur air dan peristiwa alam akan meningkat”

F.     Cara Penelitian
1)      Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek
Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan (observasi). Aktivitas yang diamati adalah daur air dan peristiwa alam dengan menggunakan model pendekatan sains teknologi masyarakat (STM). Sedangkan instrument yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa, Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa, dan Lembar Wawancara.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SDN SD Negeri Ciparay Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 sekolah dasar yang berjumlah 35 orang. Sedangkan fokus penelitian adalah proses pembelajaran daur air dan peristiwa alam.

2)      Langkah Penelitian
a.       Persiapan
1.      Permohonan ijin kepada kepala sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Dalam hal ini sekolah yang akan digunakan untuk penelitian yaitu SDN SD Negeri Ciparay Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur.
2.      Observasi dan wawancara untuk mendapatkan data serta gambaran keseluruhan dari sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
3.      Identifikasi permasalahan, yang dimulai dari menelaah kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pendekatan, model pembelajaran dan media yang akan digunakan.
4.      Merumuskan perencanaan dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang direncanakan.
5.      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan tahapan seperti dalam model sains teknologi masyarakat
6.      Menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penelitian.


b.      Pelaksanaan
1.      Siklus 1
a)      Tindakan 1
Materi                    : Daur air
Indikator               : Menggambarkan proses daur air
Media                    : Gambar, LKS
Metoda                  : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa secara berkelompok melakukan diskusi tentang daur air.
2.      Siswa secara berkelompok menggambarkan proses daur air dengan menggunakan diagram dan gambar.
3.      Siswa secara berkelompok menjelaskan proes daur air.
b)      Tindakan 2
Materi                    : Daur air
Indikator               : Menjelaskan pentingnya air dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh pembiasaan cara menghemat air
Media                    : Gambar, LKS
Metoda                  : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa secara berkelompok melakukan diskusi tentang pentingnya air dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Siswa secara berkelompok menjelaskan hasil diskusi.
3.      Siswa secara berkelompok melakukan diskusi untuk memberikan contoh-contoh cara menghemat air
4.      Perwakilan masing-masing kelompok menjelaskan hasil diskusi secara bergantian.
5.      Setiap kelompok menanggapi hasil diskusi kelompok yang lain.
c)      Tindakan 3
Materi                    : Daur air
Indikator               : Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air
Media                    : Lingkungan, LKS
Metoda                  : Eksperimen, Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2.      Siswa secara berkelompok melakukan pengmatan tentang kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air
3.      Siswa secara berkelompok memberikan contoh-contoh kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air
4.      perwakilan dari setiap kelompok membacakan hasil diskusi didepan kelas

2.      Siklus 2
a)      Tindakan 1
Materi                    : Peristiwa alam
Indikator               : Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau penglam pribadi atau laporan surat kabar/ media lainnya tentang peristiwa alam.
Media                    : Gambar , lingkungan, LKS
Metoda                  : Eksperimen, Diskusi kelompok, tanya jawab,          penugasan
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2.      Siswa secara berkelompok melakukan diskusi tentang peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di indonesia
3.      Siswa secara berkelompok menuliskan hasil diskusi
4.      Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi didepan kelas
b)      Tindakan 2
Materi                    : Peristiwa alam

Indikator               : Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia yamg dapat mempengaruhi daur air.

Media                    : Koran, dan media elektronik
Metoda                  : Eksperimen, penugasan
Evaluasi                 : Tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa menuliskan peristiwa alam yang terjadi baru-baru ini dari media elektronik
2.      Siswa secara berkelompok membuat kliping tentang peristiwa-peristiwa alam yang terjadi dari koran.
c)      Tindakan 3
Materi                    : Peristiwa alam
Indikator               : Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau penglam pribadi atau laporan surat kabar/ media lainnya tentang peristiwa alam.

Media                    : Kliping dan berita  dari media elektronik
Metoda                  :, Penugasan dan inquiri
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2.      Siswa secara berkelompok membuat laporan tentang peristiwa alam berdasarkan pengamatan dari  kliping yang dibuat atau berita dari media elektronik
3.      setiap kelompok menyerahkan hasil laporan dan membacakannya di depan kelas

3.      Siklus 3
a)      Tindakan 1
Materi                    : Peristiwa alam
Indikator               : Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan
Media                    : Lingkungan, LKS
Metoda                  : Penugasan, Diskusi kelompok, inkuiri dan tanya jawab
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2.      Siswa secara berkelompok melakukan diskusi tentang dampak-dampak yang terjadi dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan
3.  Siswa secara bergiliran dari perwakilan kelompoknya  membacakan hasil diskusi didepan kelas dan kelompok lainnya menanggapi.
b)      Tindakan 2
Materi                    : Peristiwa alam
Indikator               : Memberikan contoh upaya-upaya pencegahan pada peristiwa alam
Media                    : Lingkungan, LKS
Metoda                  : Diskusi kelompok, inkuiri, tanya jawab, dan   inquiri
Evaluasi                 : Tes tertulis dan tes proses
Langkah kegiatan :
1.      Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
2.      Siswa secara berkelompok melakukan diskusi untuk menuliskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah peristiwa-peristiwa alam.
3.      Guru dan siswa menyimpulkan materi secara keseluruhan tentang daur air dan peristiwa alam

3)      Rancangan Penelitian
Penyusunan rencana kegiatan didasarkan pada refleksi kegiatan sebelumnya. Berdasarkan refleksi Siklus 1, maka disusun rencana kegiatan Siklus 2. demikian juga untuk penyusunan rencana kegiatan pada Siklus 3, didasarkan pada refleksi di Siklus 2. Rencana pelaksanaan disusun dengan berpedoman pada cara penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dengan model sains teknologi masyarakat.

4)      Instrumen Pemantauan Evaluasi
Instrument yang digunakan untuk pelaksanaan setiap kegiatan berupa lembar observasi, lembar wawancara dan catatan lapangan. Sedangkan lembar evaluasi siswa diadakan setiap akhir siklus.

5)      Kriteria dan Ukuran Keberhasilan Tujuan
Kriteria atau tolak ukur keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh hasil evaluasi belajar siswa, analisis hasil observasi, analisis hasil wawancara dan hasil triangulasi.
6)      Analisis Data untuk Pengujian Hipotesis
Analisis data untuk pengujian hipotesis setiap kegiatan dilakukan dengan cara membandingkan transkrip setiap instrument kegiatan atau hasil kerja siswa. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis data kualitatif dengan cara persentase. Sedangkan analisis data kualitatif dengan cara mencari rata-rata hitung () dan Variansi.
Menurut Koswara (1993;109) rata-rata hitung dapat dicari dengan rumus :
dimana :
       = rata-rata hitung
            n          = banyak sampel
            fi.Xi      = hasil perkalian skor dengan frekuensi skor yang bersangkutan
G. Jadwal Kegiatan Penelitian
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
NO
KEGIATAN
BULAN
I
II
III
IV
V
VI
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Penyusunan proposal
û























2
Pengajuan proposal
û
û






















3
Revisi proposal


û
û




















4
Pengurusan ijin

û






















5
Pembuatan instrument penelitian

û
û
û




















6
Pelaksanaan dan kegiatan penelitian dan tindakan siklus I




û



















7
Pelaksanaan dan kegiatan penelitian dan tindakan siklus II







û
















8
Pelaksanaan dan kegiatan penelitian dan tindakan siklus III










û













9
Penyusunan laporan















û
û
û






10
Revisi laporan



















û
û
û


11
Penyerahan laporan






















û





G.    Biaya penelitian

A. persiapan

Pembuatan proposal PTK      
: Rp 60.000
   ATK
: Rp 30.000
   Media pembelajaran
: Rp 100.000
   Transportasi
: Rp 30.000

B. Pelaksanaan

Akomodasi konsumsi
: Rp 30.000
Transportasi
: Rp 30.000

C. Pengesahan
  
Penggandaan
: Rp 30.000
Pengesahan
: Rp 50.000


Jumlah total
: Rp 360.000
                       


H.  Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Kelas IV SD. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas IV SD. Jakarta : Depdiknas.

Karli, Hilda dan Yuliariatiningsih, Margaretha Sri. (2002). Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Bandung : Penerbit Bina Media Informasi.

Koswara, Udin. (1993). Pedoman Penusunan Karya Ilmiah untuk Angka Kredit Guru SD. Bandung : PT. Bandung Intermediary Utama.

LEARN North Carolina. (2006). The Learning Cycle A three-part model of scientific inquiry. Tersedia : http://w vi-:.Ieamrc.org. [16/12/2006 ]

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pernbelajaran IPA Kontemporer. Bandung : FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Windayana, Husen, dkk. (2006). Modul Pendidikan IPA I. Bandung : UPI.













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran          : Ilmu Pengetahuan Alam   
Kelas / Semester        : V / 2
Pertemuan ke                        : 25
Alokasi Waktu           : 2 x 35 menit

Standar kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi dasar
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat memengaruhinya
Indikator
Ø Menjelaskan pentingnya air
Ø Menggambarkan proses daur air dengan menggunakandiagram atau gambar
Ø Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat memengaruhi daur air
  1. Tujuan pemnelajaran
Setelah pembelajaran  ini, diharapkan siswa mampu :
Ø Menjelaskan pentingnya air
Ø Menggambarkan proses daur air dengan menggunakandiagram atau gambar
Ø Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat memengaruhi daur air
  1. Materi pokok
Daur air dan peristiwa alam
  1. Metode pembelajaran
  2. Langkah – langkah pembelajaran
a.         Kegiatan awal ( 10 menit )
b.        Kegiatan inti ( 40 menit )
c.         Kegiatan akhir( 20 menit )
  1. Alat / bahan / sumber belajar
  2. Penilaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar